Mengapa Kurikulm di Indonesia selalu berubah ?
Mengapa Kurikulum Pendidikan di Indonesia selalu berubah ?
Kurikulum
merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa
kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah
beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah
tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna
mencapai hasil yang maksimal.
Mengenai
makna perubahan kurikulum, bila kita bicara tentang perubahan kurikulum, kita
dapat bertanya dalam arti apa kurikulum digunakan. Kurikulum dapat dipandang
sebagai buku atau dokumen yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam proses
belajar mengajar. Kurikulum dapat juga dilihat sebagai produk yaitu apa yang
diharapkan dapat dicapai siswa dan sebagai proses untuk mencapainya. Keduanya
saling berkaitan. Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang hidup dan
berlaku selama jangka waktu tertentu dan perlu di revisi secara berkala agar
tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Adapula faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perubahan kurikulum :
1. Adanya perkembangan dan perubahan
bangsa yang satu dengan yang lain.
Perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat
perhatian. Perubahan praktek pendidikan di suatu Negara harus mendapan
perhatian serius, agar pendidikan di Negara kita tidak ketinggalan zaman.
Tetapi tentu perubahan kurikulum harus disesuaikan denga kondisi setempat,
kurikulum Negara lain tidak sepenuhnya diadopsi karena adanya
perbedaan-perbedaan baik ideologi, agama, ekonomi, sosial, maupun budaya.
2. Berkembangnya industri dan
produksi atau teknologi.
Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat, karena
kalau tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan menjadi makhluk
terasing yang akanhidup di dunianya. Kurikulum harus mampu menciptakan
manusia-manusia yang siap pakai di segala bidang yang diminatinya, bahkan mampu
menciptakan dunia sendiri yang baru bukan hanya mampu mengikuti dunia itu.
3. Orientasi politik dan praktek
kenegaraan.
Praktek politik kenegaraan memegang peranan penting dalam perubahan
kurikulum. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan termasuk kurikulum itu
tidak dapat terlepas dari perpolitikan suatu bangsa. Oleh karena itulah
orientasi politik Negara harus diarahkan pada pemantapan demokrasi yang sejati,
sehingga sistem pendidikan akan berjalan dengan baik tanpa dibayangi ketakutan
terhadap kekuasaan atau penguasa.
4. Pandangan intelektual yang
berubah.
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih diarahkan pada pencapaian materi
sebanyak-banyaknya daripada mencapai suatu kemampuan tau kompetensi tertentu.
Sehingga outputnya kurang berkualitas di bandingkan dengan Negara lain. Untuk
meningkatkan kualitas itulah maka pemerintah mengupayakan dilaksanakannya
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dirintis seja tanggal 26 Juni 2002,
kemudian pada tahun 2006 diberlakukan kurikulum baru yaitu KTSP dan sekarang
mulai dirintis kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 dengan basis yang sanma
dengan perubahan dan penekanan pada aspek tertentu.
5. Pemikiran baru mengenai proses
belajar-mengajar.
Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses pembelajaran,
walaupun pemikiran itu kadang hanyalah perubahan pada titik tekannya saja.
Misalnya mengenai active learningatau (CBSA),contextual learning,
quntum teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan seorang
individu siswa dan mengaktifkan kelompok
6. Perubahan dalam masyarakat.
Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan selalu berubah,
baik perubahan kearah positif maupun negatif perubahan positif antara
lainadalah kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan anak, terutama
lagi kalangan menengah ke atas, dengan menyediakan fasilitas yang memadai
seperti alat komunikasi, transportasi, komputer dan internet. Perubahan kearah
negatif sesungguhnya lebih banyak terjadi akibat efek tidak baik karena
kemudahan-kemudahan yang dialami oleh manusia modern, seperti mudahnya
berkomunikasi antar individu yang kemudian disalahgunakan untuk kejahatan.
7. Eksploitasi ilmu pengetahuan.
Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan, tentu ilmu
pengetahuan mendapat porsi dalam kehidupan manusia. Banyak sekali disiplin ilmu
pengetahuan baru yang pada dekade sebelumnya belum dikenal. Oleh karena itu
kurikulum paling tidak harus disesuaikan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
agar anak memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan di masa depan.
Comments
Post a Comment